Langsung ke konten utama

Actually Love (1)

“Love is only for human being
No Love for Cupied
Someone for Everyone
But no one for me”

Kata-Kata itu meluncur begitu saja dari mulut Kyla Cly (29). Ucapan sentimentil yang lebih tepatnya seperti tamparan bagi dirinya sendiri. Kyla Mendengus kesal di hari valentine di sepanjang jalan. Maklum saja,  beberapa pasang atau lebih tepatnya hampir semua orang berjalan disekelilingnya berpasangan. Sebagian bergandengan tangan, sebagian lagi memilih berjalan di gang sempit dan gelap. Pemandangan kota malam hari kasih sayang itu membuatnya selalu iri.

“Tidak akan ada cinta untuk seorang yang dijuluki ‘malaikat cinta’ itu. Yaa, tidak ada cinta untuk dirinya. Karena, ‘Cupied’ tercipta untuk membantu para ‘cintawan’ dan ‘cintawati’ untuk saling cinta. Sama seperti dirinya yang selalu bisa membuat sahabat dan teman-temannya mendapatkan jodoh. Sayangnya, tidak akan ada cerita ‘cupied’ jatuh cinta. ‘cupied’ itu tercipta bukan untuk mencintai atau dicinta. Tentu saja jatuh cinta yang dimaksud itu untuk pria dan wanita, alias manusia jatuh cinta dengan manusia. Jadi tidak akan ada waktu untuk bermimpi tentang pangeran berkuda putih atau pemuda biasa sekalipun, kodok atau peri cinta lain melirik diri ku.” Keluh Kyla sepanjang jalan yang terasa lebih panjang dari biasanya. Tentu karena perasaannya yang iri membuat berat langkahnya menuju halte terdekat dari kantornya.

“Mungkin aku adalah si-‘cupied’ sungguhan seperti julukan dari teman-teman ku. Padahal, usia ku terus saja bertambah. Semakin lama semakin mendekati limit ‘masa produktif reproduksi’ wanita. Tapi, tidak satupun cowok mengajak ku kencan, sekali saja. Apalagi berharap akan ada pria yang tiba-tiba datang untuk melamar dan menikahi ku.” Keluhan Kyla semakin panjang setiap kali melirik pasangan disepanjang jalan Kyla hanya bisa melirik dengan iri sambil mendengus.

Putaran Detik jam yang seakan menghantui perasaan kesepian Kyla membuatnya sering mendengar ‘bisikan setan’ atau ‘suara hati’ atau ‘naluri wanita’ atau ‘desakan hormon’, entah mana yang benar, dirinya sendiri juga bingung untuk menyebut ide gila  atau briliant dari mulai kencan buta sampai ikut membership biro jodoh. Tapi, yang tergila adalah diajak untuk double date dengan salah satu temannya dan sialnya Kyla mendapatkan dirinya seolah mengejar seorang pria yang ternyata adalah gay. Intinya, semua cara pintar hingga bodoh, jalan singkat hingga rumit sudah dicoba.

Terkadang Kyla teringat masa lalunya saat remaja. Teman-temanmya sempat iri padanya dengan pengalaman berpacaran serta kencannya. Umur 13 tahun Kyla Sudah pernah berpacaran 3 kali dengan pria berbeda dan semuanya adalah pria-pria spesial. Bukan karena mereka dimasak dengan telur. Tapi, karena mereka anak orang kaya, pintar dan terkenal di lingkungan kota itu. Bahkan sejak umur 15 tahun Kyla sudah kenal kata selingkuh dan ’menduakan’ pacarnya. Teman-temannya menyebutnya ‘terlalu cepat dewasa’.Tapi sekarang setelah mereka semua sudah memiliki pasangan, bertunangan atau bahkan menikah, mereka pasti akan tertawa terkikih dan menyebutnya ‘ke-tua-an dijalan’. Kyla sendiri terkadang berpikir, mungkin itu adalah hukum karma baginya. Pikir Kyla semenjak usianya menginjak 24 tahun. Sejak itulah semua teman-temannya berpikir kalau wanita workaholics itu tidak beda dengan cupied yang Cuma bisa membantu para pasangan lain untuk meraih cinta tanpa bisa menyimpan cinta untuk dirinya sendiri.

“Seharusnya aku membawa mobil hari ini. Jika saja Ben tidak memainkan handphone dan sengaja mengganti tanggal pada handphone ku, aku pasti pulang dengan mobil dan menghindari pemandangan seperti di dalam telenovela ini.” Keluhan Kyla semakin menjadi saja.

Hari ini kebetulan sekali Kyla memilih untuk pulang dengan kendaraan umum dan meninggalkan mobil sport merahnya dikantor. Maklum setiap kali pulang dengan tubuh yang tidak begitu mendukungnya untuk mengendarai mobil, Kyla lebih memilih untuk pulang dengan kendaraan umum ketimbang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lagipula, transportasi kota sudah jauh lebih baik daripada dulu saat Kyla masih seorang bocah. Itu berarti sekitar 20 tahun lalu. Pemikiran itu membuat Kyla semakin depresi karena mengingat umurnya yang sudah nyaris ‘kepala 3’ itu.

Sepanjang 20 tahun itu hal yang dilakukan Kyla adalah berkhayal dan berharap karya-karya shakespeare terjadi dalam hidupnya secara nyata. Mulai usia 20 tahun Kyla menulis roman picisan untuk blognya. Kyla memang cukup dikenal sebagai salah satu penulis cerita cinta di blognya. Dan blognya cukup laris dikalangan remaja hingga dewasa. Tapi, kisah cintanya tak se-indah cerita yang ditulisnya.

“Hu-uh” Keluh Kyla lagi sambil mendengus kesal. “Penulis cerita cinta yang menyedihkan.....!!!!!” Pekik hatinya.

Kyla mendengus berkali-kali seolah ingin melepas beban dalam hatinya yang terus bertanya kapan ia akan mendapatkan jodoh dengan ‘tepat dan indah pada waktunya’ itu.

Tiba-tiba saja Kyla melamun mengingat salah satu kliennya yang cukup tampan dan berkharisma, Mr. Jo. Sayangnya pria itu sudah menikah dan bahkan sudah punya 2 orang anak kembar lucu yang selalu memanggilnya tante.

“Puih,..... Tante?” Desis Kyla lagi. “Memangnya sejak kapan aku menikah dengan om kalian...!!!!” Keluh Kyla. “Huaaaahhh, apa mereka pikir aku ini ‘tante girang’? sial!”

Kyla berdiri tanpa semangat didepan halte bus sambil tetap mengingat Mr. Jo, mantan kekasih ke 2 nya yang dulu di ‘dua’ kan olehnya. Jo tentu bukan salah satu yang bisa disebut ‘tepat dan indah pada waktunya’.

“Ah, sudahlah. Jo kan sudah berkeluarga. Memangnya aku ini ‘PRT’ apa? Perusak Rumah Tangga? Kok bisa-bisanya aku tergoda lagi padanya???” pikir Kyla.”Gawat... GAwat....GAWAT!!! jangan-jangan karena terlalu depresi, aku jadi.....”

Kyla terus komat-kamit sendiri.

“Perbandingan populasi pria dan wanita memang kelewat jauh. Kira-kira 1:5. Tapi, aku tidak boleh berpikir apalagi berencana untuk benar-benar menjadi ‘PRT’ itu.” Ujar hati kecil Kyla seolah mencoba membela diri. “Aku tidak terlalu buruk rupa. Tidak juga terlalu bodoh. Sebenarnya, apalagi yang kurang?” tanya hati kecil Kyla lagi.

Sekarang hati kecil Kyla seperti sedang berdebat dengan otaknya yang tetap tidak bisa menerima kenyataan.

“Kalau diukur dari segi matematis skala 1-10, paling tidak aku masih dapat nilai 7.” Desis hati Kyla.

“Jika disetarakan dengan sebuah produk, aku adalah produk well-design-taste-well. Bukannya sombong. Walau tinggi ku rata-rata tinggi wanita Asia yang hanya 160, wajah ku tidak terlalu jelek. Aku cukup mandiri dengna pekerjaan tetap sebagai General Manager, merangkap Creative Production Manager di perusahaan publishing dan advertising yang cukup ternama itu. Aku punya rumah, mobil, asuransi, aset di perusahaan keluarga, villa. Ditinjau dari segi biologis, aku punya keturunan DNA yang baik. Kakek dari kedua orangtua ku adalah Militer jaman perang melawan penjajahan dulu. Nenek dari kedua orangtua ku juga sama-sama pengrajin seni. Ayah ku memang hanya Pejabat dikantor walikota, sementara ibu ku seorang bidan.” Pertengkaran sengit hati dan otak Kyla terus berlanjut hingga sampai kedepan pintu rumahnya.

Kyla baru sadar akan satu hal spesial yang membuat pria menjauh darinya. Ben, anak biologis dari percobaan inseminasi buatan sekitar 7 tahun lalu yang dilakukannya. Ben satu-satunya bayi yang bertahan dalam janin saat percobaan inseminasi buatan pertama kalinya di Asia. Kyla tersenyum kecut.

“Ben sedang apa, yaa?” Kyla segera menarik handphone-nya dan seketika pertengkaran sengit otak dan hatinya berhenti total.

***

Kantor di daerah paling sibuk di Jakarta itu terasa hening ketika Kyla memasuki ruangannya. Hanya ada beberapa office boy dan janitor yang sudah datang. Jika saja hari ini Ben, putra semata wayangnya itu tidak ‘diculik’ Dennis, mantan kekasih sekaligus teman yang juga suami dari salah satu sahabat baiknya, dan dipaksa menginap selama seminggu dirumahnya, mungkin Kyla masih dijalan menuju Club Renang Ben untuk mengantarkan putranya itu mengisi waktu sementara karena Kyla sibuk bekerja. Untungnya, Ben bukan tipe anak yang rewel. Ben seolah bisa mengerti akan kesibukan ku dan berusaha untuk ‘mandiri’.

Bicara soal ‘mandiri’ Kyla teringat bukti transfer Down Payment dari perusahaan Mr. Jo kemarin. Kyla segera memulai kesibukannya walau belum ada satupun anak buahnya yang datang.

Seperti tiap rapat yang dipimpinnya. Semua anak buahnya selalu tidak bisa berbuat apa-apa untuk membujuk perawan tua satu ini. Bagi Kyla yang selalu menganggap kalau jadi ‘penjilat’ berarti kelak ingin ‘dijilat’ oelh anak buah juga. Maka, sejak dulu, baik pada atasan, rekan kerja atau anak buah semua diperlakukan sama olehnya. Tidak ada dalam daftarnya untuk bergossip atau sekedar basa-basi saat kerja. Hari ini pun begitu. Rapat berlangsung dengan atmosphere dingin di seluruh sudut ruang rapat.

“This is our new concept about next month edition. I just want to show you some changes that our direction already agreed.” Kyla menunjuk slide pembuka sebelum menerangkan konsep iklan kali ini yang akan segera diproduksi timnya yang berjumlah sekitar 5 orang. Maklum perusahaan ini memang sudah tidak diragukan lagi sebagai perusahaan iklan yang terkenal. Tapi, perusahaan ini juga salah satu perusahaan iklan yang kecil. Karena, saat proses produksinya, sebagian besar pekerja biasanya diambil dari luar perusahaan.

Kyla segera memulai dengan kata-kata yang sudah dihafal anak buahnya.

“At the end of my presentation i would like everyone ideas, question or just a lil’ bit sharing. I preffer no one would be deaf or silence. Let’s we start with....” Kyla selalu tepat sasaran atau lebih tepatnya tanpa basa-basi. Straigth to the point.

Kyla tidak peduli walau akhirnya banyak dari mereka yang merasa kesal padanya. Baginya, bekerja adalah sesuatu yang harus dilakukan tanpa banyak alasan, basa-basi atau apapun yang tidak menunjukan ke-profesionalitas-an.

“Apa kontrak kita dengan Mr. Jo sudah selesai? Aku akan membuat permintaan dana untuk pembuatan iklan ini segera karena proyek ini masuk dalam proyek besar untuk bulan ini.” Tanya Kyla.

“Angel sudah mulai cuti hamil-nya hari ini. Jadi, semua kontrak akan ditangani orang baru. Mungkin kau masih harus membantunya untuk memeriksa kontraknya nanti.” Ujar Toto, sekertaris direktur utama perusahaan itu menjelaskan Pria yang duduk disampingnya seperti tengah mendeskripsikan sebuah produk.

Kyla memijat keningnya sebentar lalu melirik wajah pria usia 31 tahun itu.

“Dari tim mana kau sebelumnya?” Tanya Kyla pada pria itu.

Yang ditanya mulai gugup dengan tatapan mata tajam Kyla.

“Saya dari tim produksi cetak, Bu.” Ujar Pria itu.

“Okay. Jay,..” Desis ku. “Besok coba siapkan kontrak mu dulu. Nanti akan saya lihat dulu.” Ujar Kyla tanpa basa-basi yang dibalas anggukan oleh pria yang dimaksud.

“Bagaimana dengan modelnya? Apakah kalian sudah memastikan jadwalnya?” Tanya Kyla dengan segera mengganti topik.

“Belum, bu.” Ujar seorang wanita muda sekitar 25 tahun. “Manajemennya belum bisa dihubungi.”

“Brenda, kau tau aku paling tidak suka keterlambatan dari schedule yang sudah aku tetapkan?” Tanya Kyla. “Cari cara untuk mengatur jadwal dengan manajer model itu, sebelum besok kau membuatku kesal dengan alasan mu yang lain lagi.” Ujar Kyla lagi.

“Baik bu.” Ujar wanita bernama Brenda dengan nada sedikit kesal.

“Oh iya, Pak Toto, kapan pak direktur kembali dari Singapura?” Tanya Kyla.

“Malam ini landing di HalimPK.” Ujar Toto. “Apa ada sesuatu?” Tanya Toto.

Kyla hanya menggeleng. “Sial si-anak boss itu. aku yang pusing disini, dia malah ‘kurang kerjaan’ fitting baju pengantin di luar negeri segala.” Keluh Kyla dalam hati sambil melirik satu per satu wajah staffnya.

“Ingatkan saja dia untuk tidak lupa ‘membayar’ apa yang harus ‘dibayar’.” Ujar Kyla mendesis kearah Toto. “Aku tidak mau terlambat gaji jadi alasan untuk tidak bekerja dengan baik.” Bisik Kyla.

Toto membuka mulutnya lebar, karena baru tersadar kalau dirinya lupa meminta boss kecil mereka itu untuk ‘meng-confirm’ transaksi gaji karyawan dari bank. Padahal sudah lewat satu hari dari tanggal gajian.

***

Kyla segera berjalan menuju parkiran mobilnya di luar gedung ‘I media advertising’, tempatnya bekerja. Hari ini ada janji makan siang dengan Ben. Tentu saja Kyla merasa kesempatan yang jarang datang ini sangat berharga. Sebuah mobil mendekatinya dan segera mencegahnya berjalan lebih jauh lagi. Sebuah mobil SUV hitam segera membuat Kyla berbalik. Kaca depan mobil SUV itu segera turun dan sebuah wajah yang sangat dikenalnya tersenyum penuh ejekan.

“Hoh, Ku pikir pangeran tampan.....!!!” Ledek Sue. “Kau pasti berpikir begitu, kan?”

Kyla segera cemberut menatap kesal pada Sue.

“Lagi-lagi bertemu dengan ‘nenek sihir’!” Balas Kyla.

Sebenarnya dalam hati Kyla memang sedikit kecewa. “Seandainya Pria menghampiri ku seperti tadi, pasti rasa pesimis ku pada cinta sudah hilang...” desis Kyla lagi.

“Oh, Mantan Ratu lebah ini bisa juga pesimis,yaa?” Ledek Sue. “Ayolah, nona. Bersemangat sedikit....!!! hari ini kau kan ada kencan dengan Ben.” Sambung Sue.

Kyla tersenyum kecil namun sedikit sinis menanggapi ejekan sahabatnya itu.

“Hoah, jadi sekarang kau jadi supir pribadi ku? Baiklah...” ujar Kyla sambil memasuki mobil SUV itu dan duduk disamping Sue.

“Cepat jalan! Aku tidak mau dating ku terlambat karena supir yang sok tahu seperti kau...” Balas Kyla sambil memasang sabuk pengamannya.

“Baiklah nona...” Balas Sue.

Sepanjang perjalanan diiringi musik dan suara Sue yang sebentar lagi akan menikah, yang sibuk menceritakan konseling pernikahannya yang menurutnya sangat membosankan. Sue benar-benar kesal sampai pernah berpikir untuk menikah di Las Vegas saja, yang tanpa proses konseling yang membosankan dan rumit baginya yang seorang Model kelas dunia itu.

Tak berapa lama tentu saja Sue memulai percakapan yang paling tidak ingin Kyla bicarakan serta pertanyaan bodoh yang tidak perlu jawaban.

“Kau akan datang dengan siapa ke pesta pernikahan ku nanti? Kau sudah kosongkan jadwal mu kan? Jangan bilang kau absen dari pernikahan sahabat mu ini yaa???” Pancing Sue. “Kau kan sudah janji akan jadi pengiring ku nanti.”

Kyla segera mendesah kesal. “Aku akan datang dengan NOD!” jawab Kyla asal.

Sue segera tertarik dengan jawaban Kyla dan melanjutkannya dengan pertanyaan yang benar-benar menarik baginya.

“Nod?” Ulang Sue. “Siapa dia? Kau kencan diam-diam tanpa memberitahu aku yaa?”

“NOD. NO Doubtful anymore, no one will be with me.” Ujar Kyla.

Sue tersenyum kecut. “Wah, namanya panjang sekali yaa?” Keluhnya.

“Lalu, aku harus jawab apa? Pertanyaan bodoh mu itu tidak akan butuh jawaban, kan? Sudah jelas aku benar-benar sedang SINGLE.” Protes Kyla.

Sue tertawa terkikih. “Maaf_maaf....! Lalu kau tidak bawa Ben?” Tanya Sue.

“Kau mau semua orang mentertawakan aku, akibat ide gila ku 7 tahun lalu yaa?” balas Kyla segera. “Lagipula, tidak mungkin aku menceritakan atau menjelaskan semuanya di depan Ben, kan?” Lanjut Kyla.

“Apa salahnya punya momongan?” Tanya Sue. “Toh, kau mendapatkannya dengan susah payah dan biaya mahal.”

“Aku  tidak bilang salah jika aku melahirkan Ben. Tapi, bagaimana kalau setelah itu Ben bertanya tentang Ayahnya? Tentang hal-hal yang belum memungkinkan untuk aku jawab. Karena aku sendiri juga tidak tau jawabannya” Terang Kyla.

“Baiklah. Kita ‘skip’ pembicaraan yang tadi. Ku dengar Dennis dan Grace meminta ijin agar Ben tinggal 1 minggu ini ditempatnya?” Tanya Sue.

“Yaa, begitulah. Dennis bilang, mungkin saja setelah Ben tinggal dirumahnya, mereka bisa memiliki anak. Kalau kata orang-orang jaman dulu sih, ‘mancing anak’. Huh, mereka pikir seperti memancing apa? Ben, Kan bukan umpan, cacing atau palet ikan?” Protes Kyla.”Rumah jadi sepi. Terlalu rapih..” desisnya.

Sue tersenyum melihat Kyla yang diam-diam merindukan buah hatinya itu.

“Rindu sama anak, nih?” Tanya Sue.

“Habis siapa lagi yang harus aku rindukan? Glen?” Tanya Kyla, menyebut nama salah satu mantan kekasihnya dan juga calon suami Sue.

Wajah Sue segera berubah. “Jangan bilang kau masih mencintai calon suami ku, yaa?! Mantan pacar ke-5 mu itu akan segera menikahi sahabat mu ini, lho..!!” Protes Sue yang memang tipe cemburu yang sangat disukai Glen.

“Oi..oi!” Ujar Kyla sambil terkikih melihat tampang cemburu Sue yang menurutnya lucu.

“Dalamnya sumur bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tau?” protes Sue lagi.

“Yaa_iyalah. Memangnya ada ‘echo-sounder’ untuk hati? Tenang saja. Lagipula, Glen itu manatan ke-7 kok. Dan aku sama sekali tidak tertarik padanya sejak putus 10 tahun lalu.”Ujar Kyla. “Cemburu, nih?”

“Ke-7 atau ke-5, sama saja, sama-sama ganjil.” Kilah Sue dengan ekspresi gugup dan ling-lung. Ekspresi cemburu yang benar-benar lucu.

Bukan Sue namanya, kalau sampai bisa mengalah dalam debat kusir tidak penting itu. Kyla semakin terkikih.

“Sue cemburu seolah Glen itu masih saja playboy seperti biasanya. Padahal, Glen mengakuinya didepan ku, Glen cukup iri melihat aku memiliki Ben, anak hasil inseminasi buatan itu sehingga mulai memikirkan pernikahan serius dan memiliki anak dari Sue, sahabatnya sejak kecil yang paling mengenalnya. Dari pengakuan Glen itulah sesuatu perasaan ingin memiliki keluarga normal muncul. Toh, tidak semua pria itu buruk. Dan aku jadi belajar untuk melihat pria tidak hanya dari penampilan ‘casing’-nya saja. He-eh, jadi terdengar seperti sedang membeli Handphone, tidak hanya melihat dari casing tapi juga harus memperhitungkan ‘adventageous’ dari fitur yang dimilikinya???” Pikir Kyla jadi tertawa sendiri dalam hatinya sesaat mengingat Glen.

Sue melanjutkan Cuap-cuapnya yang terkadang benar-benar aneh dan lucu serta sedikit konyol sepanjang jalan sampai di depan Restaurant.

Ben sudah menunggu cukup lama. Tapi, bocah 6 tahun itu tetap saja senang saat bertemu Kyla. Ben sibuk  menceritakan kegiatannya selama berssama Dennis dan Grace.

Sementara Grace terlihat senang. Grace memang sudah bukan putri kaya raya yang bisa setiap saat makan di restaurant seperti sekarang. Kyla sendiri salut pada Grace yang mau menikahi sahabat baiknya Dennis yang hanya seorang montir.

“Bagaimana keadaan Dennis?” Tanya Kyla.

“Ku dengar kalian sedang sibuk ‘memancing’ yaa?” Sindir Sue sambil melirik Ben.

Grace hanya tersenyum. “Habis di rumah sepi sekali kalau Dennis pergi ke bengkelnya.” Jawab Grace malu-malu.

“Bibi Grace menyiapkan Daging Panggang untuk paman Dennis pagi ini. Daging Panggang Bibi Grace lebih enak dari pada buatan mama...” celoteh Ben.

“Oi...Oi...” Protes hati Kyla. ”Sekarang Grace jadi saingan ku, yaa?”

“Tapi, aku kangen mama.” Lanjut Ben yang beranjak dipangkuan Kyla. “Ma, suapin, Ben.” Katanya manja.

Kyla tersenyum lebar dan mencium kening putranya.”Mama juga Kangen Ben.” Balas Kyla. “Sini...” ajak Kyla lalu menyuapi Ben.

“Ruben Benjamin! Kau ternyata bisa manja juga, yaa....” Ledek Sue.

Ben tersenyum lebar.

“Inilah harta paling berharga yang aku punya, yang mungkin membuat para pria yang mencoba mendekat langsung lari sekencang-kencangnya. Tapi, Ruben Benjamin adalah kebanggaan ku. Celotehannya yang lucu dan terkadang ‘menampar’ku dengan sindiran ringan seperti makanan yang tidak enak dan waktu ku yang jarang untuknya. Meski Ben sebenarnya tau dan berusaha agar bisa mandiri di usia 6 tahun itu. Ben benar-benar anak yang pengertian. Selama ini setiap kali bekerja dan Ben harus tinggal ditempat orangtua ku, Ben bahkan belajar untuk membantu nenek dan kedua bibinya untuk membersihkan rumah dan menyiapkan makan malam. Setiap malam saat aku masih rapat atau harus tertidur di kantor, Ben dengan mudah tidur dikamar salah satu saudara ku dan tidak merengek macam-macam.” Pikir Kyla.

“Namun, terkadang jika sudah lama tidak bertemu dengan ku yaa seperti inilah reaksinya.” Kyla terkikih.

“Ben mau Ice cream.... yang choholate...” ujar Ben.

“Okay. Tapi, setelah makananya habis yaa...” bujuk Kyla.

“Tapi, Nanti Ben dapat Ice creamnya yaa??” tanya Ben.

Kyla mengecup kedua pipi Ben. “Janji.” Ujar Kyla.

Ben segera melahap makananya.

“Dasar anak kecil. Harus diberi iming-iming.” Desis hati Kyla. “Tapi, melihat bobot Ben yang bertambah, aku jadi sedikit tenang bercampur iri pada Grace. Huh, pasti masakan Grace memang jauh lebih enak dari masakan ku. Grace juga sangat sabar pada anak-anak.” Pikir Kyla. “Pantas saja Ben betah tidak merengek  ingin minta pulang di telpon.”

***

Sementara itu, di seberang kantor ‘I media advertising’ Jay menanggalkan jas hitamnya dan berjalan bersama Jun, sahabat sejak kecilnya, yang kini terkenal menjadi aktor dan penyanyi no.1 jaman ini. Jun merangkul sahabatnya segera sambil menepuk pundak Jay.

“Kau jadi semakin tampan kok pakai jas dan dasi begitu.” Goda Jun.

Jay melirik Jun sambil melepaskan tangan Jun. “Hei, jangan bilang sekarang kau jadi gay yaa, setelah putus dengan Difa, kau jadi aneh tau!” ujar Jay.

“Gila! Masak aku jadi gay?” desis Jun. “Lagipula, jangan sebut-sebut namanya lagi yaa...” Protes Jun. “Tidak ada waktu untuk mengingat gadis konyol itu lagi.”

“Akui saja kau masih mencintai Difa kan? Makanya sampai sekarang kau menyibukkan diri syuting dimana-mana tanpa ada waktu untuk cari pacar baru.” Ledek Jay.

“Kau sendiri? Bagaimana dengan Sue?” Tanya Jun tiba-tiba.

“Dia akan segera menikah dengan salah satu sahabat masa kecilnya. Mantan Kekasih dari sahabat wanitanya. Akhir bulan ini.” Desis Jay langsung tidak bersemangat.

“Wajah mu itu jadi langsung suram. Sampai-sampai ujung bibirmu seperti gambar grafik saat omset perusahaan menurun saja?” ledek Jun. “Lalu, bagaimana dengan boss wanita yang kau bilang cukup menarik itu?”

Pertanyaan Jun membuat Jay yang sedang menyeberangi persimpangan kedua dari kantornya itu nyaris salah langkah saat akan menaiki pinggiran trotoar.

“Oh, dia.... Maksud ku menarik bukan karena dia cantik. Hanya ada yang sedikit menarik darinya. Apalagi saat dia memimpin rapat. Dasar wanita, kalau sudah jadi pemimpin jadi seperti itu. terlalu agresif akan cita-cita dan keinginannya mendapatkan omset lebih terus tiap tahun.” Ujar Jay. “Nona Kyla Cly memang cocok disebut ratu lebah dikantor. Kami ini para lebah pekerja baginya.” Keluhnya sedikit sambil membuka pintu restaurant dipinggiran jalan itu.

“Lalu, kenapa waktu itu kau bilang dia menarik?” Tanya Jun sambil melayangkan pandangannya mencari meja yang kosong.

“Karena,....” kata-kata Jay berhenti saat melirik di depannya ada Sue. “Sue?” Sapa Jay segera.

“Jay? Kebetulan sekali...” ujar Sue. “Lunch?”

Jun melirik jam tangan dan tersenyum. “Kelihatannya dinner...” sindir Jun. “Tentu saja Lunch, kan? Kenapa masih bertanya?” desisnya.

Jay menyikut perut Jun segera. “Ya, begitulah.” Ujar Jay. “Kebetulan sekali yaa bertemu. Makan siang dengan siapa? Calon suami mu?” tanya Jay.

“Sayangnya bukan.” Ujar Sue.

Sue segera sadar dimeja itu bukan hanya ada dirinya saja.

“Oh, iya. Jadi kurang sopan. Aku lupa mengenalkan teman-teman ku.” ujar Sue.

“Ky, Jay ini mantan pacar ku dulu waktu di Yale.” Ujar Sue.

Jay segera tersadar pada sosok yang disebut Sue. “Se... Selamat siang, bu...” Sapa Jay.

“He-eh, kau tau dari mana dia ini sudah ibu-ibu?” canda Sue.

“Kau Jay dari bagian Produksi yang tadi pagi di rekomendasikan untuk membantu Manajemen untuk meng-handle kontrak itu, kan?” Tanya Kyla dengan jelas.

Grace segera berdiri ketika tersadar Jun berdiri disana. “Jun? Apa kabar?” Tanya Grace.

“Grace?” Jun terkejut dan segera mendekat lalu memeluk Grace.

“Ky. Ini teman ku dulu di London, Jun.” Ujar Grace.

Ben sedikit terkejut. “Bibi Grace kenapa memeluk pria asing?” tanya Ben.

“Oi..Oi... ini Asia bukan di London. Masak pelukan didepan anak kecil?” tanya Kyla.

“Maaf...” desis Grace malu-malu. “Ben, paman ini adalah teman dekat bibi dan kakak bibi dulu semasa di London.” Terang Grace pada Ben.

Ben tetap melahap potongan steak dipiringnya sambil manggut-manggut seolah mengerti.

“Sudah tau...” ujar Ben. “Penyanyi favorite bibi kan? Foto kalian di pajang di ruang tengah oleh paman Dennis.” Ujar Ben. “Tapi, kurang sopan kan berpelukan seperti ‘teletubies’ begitu.” Ujar Ben semakin sok dewasa.

Kyla tertawa. “Kau juga tidak perlu seperti kakek-kakek begitu kan, Ben.” Ujar Kyla.

“Apa kabar?” Sapa Kyla akhirnya.

“Bagaimana kalau kita satu meja saja?” ide Sue langsung membuat Kyla terdiam.

“Wah, maaf nih kalau kami jadi mengganggu..” ujar Jay.

“Oi..Oi... Sue kenapa malah membuat ide gila ini? Sudah tau Ben dan aku satu tipe. Tidak suka makan siang di ganggu dengan orang-orang asing. Dan, mereka lagi.... Sudah tau mengganggu masih juga mau satu meja!” Keluh Kyla dalam hati.

“Ma, sudah habis. Sekarang aku boleh dapat Ice cream chocholate ku kan?” tanya Ben segera setelah menghabiskan sepiring steak.

Jun Menatap Ben lalu membandingkannya dengan Kyla beberapa kali. Ben yang putih dengan mata kecil dan Kyla yang berkulit coklat dan bermata lebar. Taklama kemudian, pertanyaan yang paling tidak diharapkan muncul.

“Kupikir tadinya ini anak mu, Grace? Ternyata bukan.” Ujar Jun. “Padahal, dia sangat mirip dengan Grace. Suami anda pasti orang asia timur yaa?” pertanyaan bodoh itu muncul begitu saja setiap kali ada yang sedang mencoba mencocokkan Kyla dan Ben.

“He-eh. Begitu yaa. Kau perhatikan saja. Soalnya Ben itu anak yang manis yaa...” Ujar Sue mencoba mencairkan suasana.

Kyla terkejut sesaat. “Bukan.” Ujar Kyla. “Aku tidak punya suami.” Ujar Kyla sedikit tersinggung. “Ben ayo, kita pesan Ice creamnya.”


Kyla segera menghindar. Jay segera menyikut perut Jun lagi. Sepanjang makan siang Ben memandangi Jun dengan pandangan kesal. Ben menatap kesal pada Jun. Selama ini Ben selalu kesal jika ada yang mencoba menyakiti perasaan Kyla. Karena walaupun Kyla tidak terlihat marah, Ben tau, Kyla sedang kesal karena acara makan siangnya setelah 3 hari tidak makan siang dengan Ben terganggu karena 2 pria yang asing baginya itu. Bahakan, salah satunya mencoba untuk menyinggung soal perbedaan Ben dan Kyla. Kyla pun hanya diam sepanjang makan siang yang kacau itu.

an a.k.a inriani sianipar  

Komentar

  1. Jambore - Hotel & Casino - Mumbai - KT Hub
    Jambore - Hotel & Casino. Jambore 오산 출장샵 - 안양 출장안마 Hotel & 시흥 출장샵 Casino. 2nd floor, 434 전주 출장샵 S. Mumbai. 1 minute 경상남도 출장샵 walk from Jambore-On-Site Hotel.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Jepang Kimi Shinita Mou Koto Nakare karya Akiko Yosano

Kimi Shinita M ou K oto N akare karya Akiko Yosano あゝをとうとよ君を泣く a , wo o touto yo kun wo naku 君死にたまふことなかれ kun shi ni tamafu koto nakare 末に生れし君なれば matsu ni umareshi kun nareba 親のなさけはまさりしも oya nonasake w a masarishi mo 親は刃(やいば)をにぎらせて oya ha ha ( yaiba ) wo nigirasete 人を殺せとをしへしや nin wo korose to wo shiheshiya 人を殺して死ねよとて nin wo koroshi te shine yo tote 二十四までをそだてしや nij y ushi made wo sodateshiya 堺の街のあきびとの sakai no machi noakibito no 旧家をほこるあるじにて kyuuka wo hokoru arujinite 親の名を継ぐ君なれば oya no mei wo tsugu kun nareba 君死にたまふことなかれ kun shi ni tamafu koto nakare 旅順の城はほろぶとも ryojun no shiro w a horobutomo ほろびずとても何事か horobizu totemo nani goto ka 君知るべきやあきびとの kun shiru bekiya akibitono 家のおきてに無かりけり ie no okiteni naka rikeri 君死にたまふことなかれ kun shini tamafu koto nakare すめらみことは戦ひに sumera mikoto w a tatakahi ni おほみづからは出でまさね o homi z ukara w a idemasane かたみに人の血を流し katami  ni nin no chi wo nagashi 獣の道に死ねよとは kemono no michi ni sh...

Mora .vs. Haku .vs. Syllable

Pembuka Menurut para ahli bahasa Jepang ada dua aliran ilmu bahasa di Jepang yaitu, Kokugogaku (Ilmu bahasa Jepang Tradisional) dan Gengogaku (Ilmu bahasa Jepang Masa Kini) . Kokugogaku memiliki tradisi khas Jepang dalam penyusunan kata pada bahasa Jepang yang terlepas dari ilmu bahasa Barat, termasuk gramatika yang sudah ada sejak zaman Edo. Sementara, Gengogaku mengadaptasi konsep bahasa dari Barat yang diterapkan pada bahasa Jepang mulai dari gramatika, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Namun , ada sedikit perbedaan dalam struktur kata bahasa jepang dengan bahasa lain . Pada umumnya kata dalam bahasa Inggris maupun Indonesia mengenal adanya Syllable sebagai satuan ucapan terkecil dalam pengucapan sebauh kata. A kan tetapi, bahasa Jepang menggunakan Mora sebagai satuan ucapan terkecil dalam sebuah kata. Namun, ada pendapat lain mengenai penggunaan Haku yang dianggap sebagai satuan ucapan terkecil yang dipakai dalam bahasa Jepang. Beberapa hasil penelitian dari pene...

Jakarta And Jakarta

Did you know 33 Provinces in Indonesia has a great places to explore. I don't know weather i could post about all places in Indonesia. But, how about to start with Jakarta? Let's see some Places you could enjoy here. But first of all let's see the 33 Provinces. 33Province Indonesia Intereresting Places DKI Jakarta Banten West Java Central Java DI Jogjakarta East Java Lampung Bengkulu South Sumatra – Palembang Bangka-Belitung Riau Riau Island West Sumatra Jambi North Sumatra -Nias DI Aceh West Borneo - Kalimantan Barat Central Borneo - Kalimantan Tengah South Borneo - Kalimantan Selatan East Borneo - Kalimantan Timur South Celebes - Sulawesi Selatan Southeast Celebes - Sulawesi Tenggara Central Celebes - Sulawesi Tengah Gorontalo North Celebes - Sulawesi Utara North Maluku Maluku West Papua Central Papua East Papua East Nusa Tenggara West Nusa Tenggara Bali  Okay. Now shall we begin with Jakarta.  And then below here there's some ...